Kamis, 26 Maret 2009
PAGUYUBAN MANDIRI PERSIAPKAN DEKLARASI
Salah satu tujuan berdirinya bangsa ini oleh founding father dan para pejuang rakyat adalah tercapainya tatanan masyarakat yang berkeadilan dan kemakmuran. Hal ini telah menjadi sebuah konstitusi yang harus diwujudkan negara terhadap seluruh rakyatnya, siapapun pemimpinnya. Tidak lama lagi bangsa ini akan merayakan kemerdekaannya yang ke 63 tahun, artinya sebenarnya bangsa ini sudah memiliki cukup waktu untuk mewujudkan cita-cita di atas yaitu sebuah kondisi Negara yang kaya-raya akan sumber daya alam baik laut, darat, maupun udara.
Akan tetapi lebih dari setengah abad bangsa ini merdeka masih jauh dari cita-cita luhur alias mandek. Mahalnya bahan-bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat ditambah biaya kesehatan dan pendidikan yang begitu mahal. Padahal seharusnya ini menjadi tanggung jawab Negara, sehingga bangsa ini seolah masih dalam masa penjajahan, sebuah penjajahan gaya baru berupa NEOLIBERALISME. Komitmen dari sebuah upaya perjuangan menuju 'MERDEKA' adalah terpenuhinya hak-hak sosial, ekonomi, adil secara hukum, sejahtera secara ekonomi serta pelaksanaan kehidupan dan budaya yang partisipatorik.
Akan tetapi selama 3 ORDE kepemimpinan (orde lama, orde baru,dan orde reformasi) nasib rakyat dan bangsa tak kunjung berubah, dan masih terkungkung oleh persoalan-persoalan yang mendasar seperti harga hasil pertanian yang tidak berpihak pada petani, upah buruh yang rendah, mahal nya biaya kesehatan dan pendidikan, hak-hak sosial politik serta ketimpangan sosial lainnya.
Berangkat dari situasi inilah sekelompok orang yang biasanya jagongan di pos ronda sebagai pelepas penat setelah seharian beraktivitas berusaha menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dengan mengadakan sebuah pertemuan yang membahas berbagai persoalan yang ada terutama masalah pertanian karena mayoritas dari mereka adalah petani dan buruh tani.
Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan tanggal 8 maret 2008 di rumah M. Djali yang kebetulan juga sebagai koordinator penguatan organisasi rakyat di Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) ini masih terasa kaku. Namun setelah bereksplorasi bersama dan mencoba merumuskan persoalan yang dihadapi muncul keinginan untuk mendirikan sebuah paguyuban dengan tujuan melakukan usaha bersama di bidang ekonomi, meningkatkan nilai persatuan, kebersamaan, kegotong-royongan antar warga. Akhirnya paguyuban ini diberi nama PAGUYUBAN MANDIRI atau disingkat dengan PAMAN.
Pada pertemuan itu sekaligus dibahas mengenai kegiatan PAMAN antara lain kegiatan simpan pinjam untuk bidang ekonomi, swadaya dan gotong royong membangun sebuah pos ronda untuk bidang sosialnya. Untuk kelanjutannya disepakati pula pertemuan rutin yang jatuh pada tanggal 10 setiap bulannya. Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas persoalan-persoalan lainnya dengan tema yang beragam mengikuti perkembangan Tak hanya itu keberadaan berdirinya paguyuban mandiri ini juga sebagai wadah komunikasi antar warga untuk belajar bersama dan menjalin kerukunan dan persatuan antar warga.
Dalam perjalanan awalnya, keberadaan paguyuban ini juga tidak lepas dari persoalan dan hambatan baik dari dari dalam paguyuban sendiri maupun dari beberapa masyarakat yang menganggap keberadaan paguyuban mandiri sebagai kekuatan melawan pemerintah atau oposisi di desa. Akan tetapi pandangan ini sedikit demi sedikit luntur setelah banyak kegiatan nyata dan terbuka yang di lakukan oleh PAMAN. Seperti pada kelompok atau organisasi lainnya juga di bentuk kepengurusan untuk menjalankan organisasi.
Dalam perjalanannya, PAMAN yang berada di Dusun Karangtengah Desa Garu Kecamatan Baron Nganjuk ini telah mengalami perkembangan dan bermanfaat setidaknya bagi anggota dan lingkungan. Salah satu dari berbagai cita-cita dan harapan kedepan dari paguyuban ini adalah dengan mengembangkan tanaman berbasis ramah lingkungan (pertanian organik). Saat ini PAMAN berupaya melestarikan tanaman serat (gembili, garut, ganyong, polo pendem lainnya) yang sekarang hampir punah.
Pada akhirnya, bertepatan dengan perayaan hari Ulang Tahun Kemerdekaan HUT RI KE 63 dengan tujuan agar keberadaannya ini semakin terbuka dan lebih mempererat ikatan anggota PAMAN bermaksud mendeklarasikan dirinya pada tanggal 25 Agustus 2008. Dalam deklarasi yang akan dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat, ormas, OKP itu, rencananya akan mendatangkan KH. Sholahuddin Wahid dari Ponpes Tebu ireng yang juga mantan anggota Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia). Pembicara lain yang menyampaikan orasi adalah Munasir Huda selaku Koordinator KPA (Konsorsium Pembaharuan Agraria) Jawa Timur yang pernah menjadi tahanan politik di era rezim Orde Baru.
Selain itu juga di adakan berbagai pentas dan seni budaya, lomba mewarnai, bazar, pemutaran film, dan berbagai macam lomba lainnya. Apa yang dilakukan oleh Paguyuban Mandiri ini merupakan simbul dari bentuk kelompok kecil masyarakat yang tentunya harus kita dukung sebagai bentuk kemandirian demi kedaulatan, baik kedaulatan ekonomi, sosial dan budaya dan tentunya akan menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk melakukan hal yang sama.
Beberapa kegiatan yang sudah di lakukan oleh Paguyuban Mandiri (PAMAN):
1.gotong royong membuat pos ronda
2.ikut kongres KRJB di Jombang
3.peserta pelatihan kader membangun desa oleh punden
4.pelatihan sablon di Punden
5.pelatihan kewirausahaan oleh kelompok DEKRIT-17 di Badang Ngoro jombang
Di internal paguyuban
-5 kali pertemuan bulanan
-27 kali pertemuan membahas persoalan pengembangan paguyuban
-3 kali rapat perencanaan
-Tahlilan dalam peringatan hari besar keagamaan
Usaha-Usaha yang telah dilakukan dilakukan
- Usaha simpan pinjam
- Usaha Tani Rosela
- Usaha tanaman hias
- Usaha alat-alat dapur
- Sablon
- Usaha bibit buah-buahan dan tanaman tahunan lainnya.
- Usaha bersama dengan Koperasi Seru Mandiri Jombang
Rencana yang akan di lakukan dan masih dalam proses:
-Usaha pertanian Organik secara bersama
-Usaha Pupuk Organik
-Kerjasama dengan berbagai pihak dan kelompok lain di berbagai bidang (sosial budaya, ekonomi dan politik)
Akan tetapi lebih dari setengah abad bangsa ini merdeka masih jauh dari cita-cita luhur alias mandek. Mahalnya bahan-bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat ditambah biaya kesehatan dan pendidikan yang begitu mahal. Padahal seharusnya ini menjadi tanggung jawab Negara, sehingga bangsa ini seolah masih dalam masa penjajahan, sebuah penjajahan gaya baru berupa NEOLIBERALISME. Komitmen dari sebuah upaya perjuangan menuju 'MERDEKA' adalah terpenuhinya hak-hak sosial, ekonomi, adil secara hukum, sejahtera secara ekonomi serta pelaksanaan kehidupan dan budaya yang partisipatorik.
Akan tetapi selama 3 ORDE kepemimpinan (orde lama, orde baru,dan orde reformasi) nasib rakyat dan bangsa tak kunjung berubah, dan masih terkungkung oleh persoalan-persoalan yang mendasar seperti harga hasil pertanian yang tidak berpihak pada petani, upah buruh yang rendah, mahal nya biaya kesehatan dan pendidikan, hak-hak sosial politik serta ketimpangan sosial lainnya.
Berangkat dari situasi inilah sekelompok orang yang biasanya jagongan di pos ronda sebagai pelepas penat setelah seharian beraktivitas berusaha menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dengan mengadakan sebuah pertemuan yang membahas berbagai persoalan yang ada terutama masalah pertanian karena mayoritas dari mereka adalah petani dan buruh tani.
Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan tanggal 8 maret 2008 di rumah M. Djali yang kebetulan juga sebagai koordinator penguatan organisasi rakyat di Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) ini masih terasa kaku. Namun setelah bereksplorasi bersama dan mencoba merumuskan persoalan yang dihadapi muncul keinginan untuk mendirikan sebuah paguyuban dengan tujuan melakukan usaha bersama di bidang ekonomi, meningkatkan nilai persatuan, kebersamaan, kegotong-royongan antar warga. Akhirnya paguyuban ini diberi nama PAGUYUBAN MANDIRI atau disingkat dengan PAMAN.
Pada pertemuan itu sekaligus dibahas mengenai kegiatan PAMAN antara lain kegiatan simpan pinjam untuk bidang ekonomi, swadaya dan gotong royong membangun sebuah pos ronda untuk bidang sosialnya. Untuk kelanjutannya disepakati pula pertemuan rutin yang jatuh pada tanggal 10 setiap bulannya. Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas persoalan-persoalan lainnya dengan tema yang beragam mengikuti perkembangan Tak hanya itu keberadaan berdirinya paguyuban mandiri ini juga sebagai wadah komunikasi antar warga untuk belajar bersama dan menjalin kerukunan dan persatuan antar warga.
Dalam perjalanan awalnya, keberadaan paguyuban ini juga tidak lepas dari persoalan dan hambatan baik dari dari dalam paguyuban sendiri maupun dari beberapa masyarakat yang menganggap keberadaan paguyuban mandiri sebagai kekuatan melawan pemerintah atau oposisi di desa. Akan tetapi pandangan ini sedikit demi sedikit luntur setelah banyak kegiatan nyata dan terbuka yang di lakukan oleh PAMAN. Seperti pada kelompok atau organisasi lainnya juga di bentuk kepengurusan untuk menjalankan organisasi.
Dalam perjalanannya, PAMAN yang berada di Dusun Karangtengah Desa Garu Kecamatan Baron Nganjuk ini telah mengalami perkembangan dan bermanfaat setidaknya bagi anggota dan lingkungan. Salah satu dari berbagai cita-cita dan harapan kedepan dari paguyuban ini adalah dengan mengembangkan tanaman berbasis ramah lingkungan (pertanian organik). Saat ini PAMAN berupaya melestarikan tanaman serat (gembili, garut, ganyong, polo pendem lainnya) yang sekarang hampir punah.
Pada akhirnya, bertepatan dengan perayaan hari Ulang Tahun Kemerdekaan HUT RI KE 63 dengan tujuan agar keberadaannya ini semakin terbuka dan lebih mempererat ikatan anggota PAMAN bermaksud mendeklarasikan dirinya pada tanggal 25 Agustus 2008. Dalam deklarasi yang akan dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat, ormas, OKP itu, rencananya akan mendatangkan KH. Sholahuddin Wahid dari Ponpes Tebu ireng yang juga mantan anggota Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia). Pembicara lain yang menyampaikan orasi adalah Munasir Huda selaku Koordinator KPA (Konsorsium Pembaharuan Agraria) Jawa Timur yang pernah menjadi tahanan politik di era rezim Orde Baru.
Selain itu juga di adakan berbagai pentas dan seni budaya, lomba mewarnai, bazar, pemutaran film, dan berbagai macam lomba lainnya. Apa yang dilakukan oleh Paguyuban Mandiri ini merupakan simbul dari bentuk kelompok kecil masyarakat yang tentunya harus kita dukung sebagai bentuk kemandirian demi kedaulatan, baik kedaulatan ekonomi, sosial dan budaya dan tentunya akan menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk melakukan hal yang sama.
Beberapa kegiatan yang sudah di lakukan oleh Paguyuban Mandiri (PAMAN):
1.gotong royong membuat pos ronda
2.ikut kongres KRJB di Jombang
3.peserta pelatihan kader membangun desa oleh punden
4.pelatihan sablon di Punden
5.pelatihan kewirausahaan oleh kelompok DEKRIT-17 di Badang Ngoro jombang
Di internal paguyuban
-5 kali pertemuan bulanan
-27 kali pertemuan membahas persoalan pengembangan paguyuban
-3 kali rapat perencanaan
-Tahlilan dalam peringatan hari besar keagamaan
Usaha-Usaha yang telah dilakukan dilakukan
- Usaha simpan pinjam
- Usaha Tani Rosela
- Usaha tanaman hias
- Usaha alat-alat dapur
- Sablon
- Usaha bibit buah-buahan dan tanaman tahunan lainnya.
- Usaha bersama dengan Koperasi Seru Mandiri Jombang
Rencana yang akan di lakukan dan masih dalam proses:
-Usaha pertanian Organik secara bersama
-Usaha Pupuk Organik
-Kerjasama dengan berbagai pihak dan kelompok lain di berbagai bidang (sosial budaya, ekonomi dan politik)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar